Daun Kelor selama ini mungkin masih belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyrakat kita.  Jarang sekali orang mau menggunakan daun kelor sebagai bahan makanan, kecuali di beberapa daerah di Indonesia seperti daerah Palu yang menggunakan kelaor sebagai makanan khas. 
Pemanfaatan daun kelor untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai 
daerah. Contohnya Muslihuddin dan Gatot Santosa yang telah membuka 
kebun kelor 1 ha di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Agustus 
2009.  Kelor 
di kebun budidaya ini tingginya tak lebih dari 75 cm karena pekebun kerap memanen kelor seperti teh. 
Dari kebun itulah mereka mengekstrak daun kelor. Produksinya baru 200 botol –
 masing-masing 30 kapsul – per bulan.
Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung 
berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan 
menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor
 berada di atas rata-rata dan di luar batas-batas kewajaran. Dari sisi botani dan morfologi tumbuhan, daun kelor ini cukup unik karena merupakan daun 
majemuk bertingkat tiga. Artinya satu anak daun kelor duduk pada tangkai
 ke tiga dari  tangkai daun majemuknya. Fenomena aneh ini diakui di dunia
 barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak 
heran banyak media massa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai 
“miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai 
“tree for life” alias pohon kehidupan.  
  | 
| Kelor | 
Kandungan Vitamin dan Obat Daun Kelor 
Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya yang luar biasa, terutama golongan mineral dan vitamin. Setiap 100 g daun kelor mengandung 3390 SI vitamin A.  Dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100 g. Jika selama ini jika kita bicara tentang sumber Vitamin A, yang terbayang 
adalah wortel, jika dengan berat yang sama, maka  Vitamin A pada daun kelor jauh lebih tinggi dibanding wortel. 
Beberapa senyawa aktif dalam daun daun kelor adalah arginin, valin, leusin, dan
 metionin.
Tubuh kita secara alami memang memproduksi 
arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh
 karena itu perlu asupan dari luar seperti daun kelor. Kandungan arginin
 pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering 
1.325 mg.  Arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, 
arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan
 untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Tubuh juga memerlukan 
leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal.
Sedangkan 
metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 
mg pada daun kering mampu menyerap lemak dan kolesterol. Metionin menjadi kunci kesehatan hati yang  banyak berhubungan dengan 
lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik 
kronis, sirosis, dan gangguan ginjal.
Kadar 
valin dalam daun segar 374 
mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. 
Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, 
emosional, dan insomnia.
Daun kelor
 juga mengandung 
pterigospermin yang bersifat merangsang kulit sehingga sering digunakan sebagai obat luar yang menghangatkan dan mengobati
 kelemahan anggota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya 
dilumatkan, lalu dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, maka bisa 
mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.
Ampuh Untuk Kolesterol, Hepatitis, Jantung, 
Beberapa orang yang mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol pada 
saat cek up tahunan juga menyatakan bahwa tekanan darah dan 
kolesterolnya normal kembali setelah mengonsumsi ekstrak daun lelor dalam bentuk kapsul.
Kelor juga mujarab mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi, dan jantung.
Kandungan metionin dalam daun kelor memperbaiki fungsi hati yang berhubungan dengan pencernaan dan 
detoksifikasi. Selain itu kelor juga kaya antioksidan untuk membangun 
sistem kekebalan tubuh. Ketika kondisitubuh sehat ibarat benteng yang 
kokoh, sehingga mampu melawan serangan penyakit. 
Cukup Rebus
Saran
 herbalis bila kita hendak mengonsumsi kelor sebagai terapi pengobatan 
adalah sebaiknya rebus daun kelor bersama air mendidih hingga 15 menit. Cara itu praktis sehingga mudah dilakukan 
pasien. Soal khasiat, tetap terjaga. Yang perlu diperhatikan saat 
merebus daun kelor adalah pemakaian wadah. Sebaiknya gunakan wadah 
berbahan tanah liat atau kaca tahan panas. Kedua wadah tidak bereaksi 
dengan herbal saat perebusan.  Agar lebih praktis beberapa herbalis  
memproduksi daun kelor dalam bentuk serbuk kasar dalam kemasan serupa 
teh  celup. Pengolahan lain berupa bubuk hasil ekstraksi yang dikemas 
dalam kapsul.  Sayangnya teknologi ekstraksi rumit dan mahal. 
Beberapa penyakit lain yang dapat diobati dengan Tanaman Kelor: 
1. Kurap (herpes) dan luka bernanah
Tumbuklah daun kelor dengan kapur, lalu balurkan hasil tumbukan tadi pada luka/kurap.
2. Kurang nafsu makan, epilepsi, histeri, sariawan, sulit buang air kecil, badan lemah, sakit kuning, rematik serta pegal linu.
Rebus akar daun kelor sebanyak 1 jari 
dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu saring. Minum air 
rebusan dua kali sehari masing-masing ½ gelas.
3. Beri-beri dan udim
Giling akar daun kelor, akar pepaya, dan
 kulit lawang atau cengkih masing-masing 1 jari. Tambahkan air, peras, 
dan saring. Bagi air saringan menjadi 2 bagian yang sama. Minum air 
hasil saringan sebanyak 2 kali sehari.
4. Biduran dan alergi
Rebus 3 tangkai daun kelor, 1 siung 
bawang merah, serta adas dan pulasari secukupnya dalam 3 gelas air 
sampai tersisa 2 gelas. Saring lalu minm air rebusan dua kali sehari 
masing-masing satu gelas.