Hutan Mangrove merupakan komunitas hutan yang ada di tepi pantai berlumpur yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan yang tahan pada salinitas air laut dan daerah pasang surut. Hutan Mangove ini dicirikan oleh beberapa jenis tanaman mangrove yang punya akar nafas dan saling berikatan. Sehingga hutan mangrove ini rapat sekali dan bisa melindungi pantai dari abrasi. Disamping fungsi ekologisnya yang penting tadi, hutan mangrove juga banyak mempunyai potensi obat yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pantai.
Beberapa jenis mangrove mengandung bahan aktif yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun demikian, tanaman obat tradisional tersebut belum mendapat dukungan penelitian dan percobaan secara ilmiah. Padahal, apabila dengan dukungan penelitian tersebut, pengumpulan beberapa jenis pohon mangrove yang memilki nilai pengobatan akan memberikan suatu sumber pendapatan tambahan yang bermanfaat bagi penduduk di sekitar hutan mangrove. Berikut ini adalah berbagai khasiat obat yang terkandung dalam tubuh beberapa spesies mangrove menurut Suparpnaibol dan Kongsang Chai (1982); FAO (1985).
1. Rhizophora apicuata dan Rhizophora mucronata
Kayu direbus dengan air, air rebusan (ekstraknya) dapat digunakan sebagai obat pelangsing, anti mencret dan anti muntah. Cacahan kayunya bilamana ditempelkan pada luka yang baru, dapat menghentikan pendarahan. Lebih jauh, daun mudanya yang masih segar bilamana dikunyah dapat berguna sebagai homeostasi dan anti septik.
2. Ceriops tagal
Kulit kayunya sebagai obat pelangsing dan air rebusannya dapat digunakan untuk pembersih luka.
3. Ceriops decandra
Kulit kayunya merupakan obat pelangsing yang kuat dengan rasa yang sedikit kurang enak. Digunakan secara oral, air ekstraknya bersifat anti mencret, anti muntah, dan anti pengaruh disentri. Cacahan kulit kayu dapat bersifat homeostasi.
4. Avicennia alba dan Avicennia officinalis
Galih kayu terasa sedikit asin dan dapat mempertahankan kebugaran tubuh secara umum. Apabila direbus bersama kulit kayu Cassia, air ekstraknya apabila diminum dapat mempercepat penghentian pendarahan pada menstruasi.
5. Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis
Bijinya dapat digunakan secara oral untuk menyembuhkan diare dan kolera. Air ekstraknya digunakan untuk pembersih luka.
6. Excoecaria agallocha
Asap dari pembakaran kayunya digunakan untuk mengobati penyakit kusta. Galih kayunya mempunyai sifat anti perut kembung dan mengurangi getah bening. Serbuk yang basah bila ditempelkan pada kulit akan bersifat anti pyretic dan anti radang. Daunnya bersifat anti epilepsi bila digunakan secara oral.
7. Clerodendrom inerme
Air ekstrak dari daunnya digunakan untuk pencuci muka luka dan anti parasit pada kulit. Daun kering yang masih segar dapat melindungi luka dari infeksi. Daunnya yang direndam dalam air hangat bilamana digunakan pada kulit yang terluka akan mengurangi peradangan. Air ekstrak dari akar yang dikeringkan rasanya pahit, dapat digunakan untuk menyembuhkan pilek, radang hati, pembengkakan hati (hepatomegaly), pembengkakan limpa (splenomegaly), dan luka trauma.
8. Derris trifoliata
Batang, akar dan daunnya berperan sebagai obat pencuci perut dan dapat mengurangi pengaruh penyakit gizi pada anak-anak.
9. Acanthus ilicifolius dan Acanthus embractheatus
Mandi dari air ekstrak dari rebusan kulit kayu dan akarnya menolong dan mengurangi gejala flu, obat alergi pada kulit dan penyakit lainnya. Jika dimakan akan mengembalikan/menyembuhkan akibat penyakit cacar. Kulit kayu yang segar bila digunakan pada luka yang bernanah atau luka kronis akan mempercepat proses penyembuhannya. Dicampur dengan jahe, campuran segarnya dapat digunakan untuk infeksi pada mata atau menyembuhkan penyalit malaria apabila dimakan. Bila kulit kayu yang segar dicampur dengan kunyit dan gula tebu, maka memiliki pengaruh anti radang. Secara lokal, dapat digunakan untuk pengobatan haemorchoids. Campuran segar tersebut bila dicampur dengan asam jawa dan madu dan diberikan secara oral dapat menormalkan kembali kondisi bibir.
10. Thespesia populnea
Kudis dapat diobati dengan menggunakan campuran buah dan daun segar yang dioleskan pada kulit yang terinfeksi. Air ekstrak dari kulit kayu digunakan untuk membersihkan luka kronis. Akar yang muda digunakan sebagai tonik.
Demikian berbagai khasiat obat dari tanaman mangrove yang biasa hidup di tepi pantai yang harus kita lindungi keberadaannya.
Beberapa jenis mangrove mengandung bahan aktif yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun demikian, tanaman obat tradisional tersebut belum mendapat dukungan penelitian dan percobaan secara ilmiah. Padahal, apabila dengan dukungan penelitian tersebut, pengumpulan beberapa jenis pohon mangrove yang memilki nilai pengobatan akan memberikan suatu sumber pendapatan tambahan yang bermanfaat bagi penduduk di sekitar hutan mangrove. Berikut ini adalah berbagai khasiat obat yang terkandung dalam tubuh beberapa spesies mangrove menurut Suparpnaibol dan Kongsang Chai (1982); FAO (1985).
1. Rhizophora apicuata dan Rhizophora mucronata
Kayu direbus dengan air, air rebusan (ekstraknya) dapat digunakan sebagai obat pelangsing, anti mencret dan anti muntah. Cacahan kayunya bilamana ditempelkan pada luka yang baru, dapat menghentikan pendarahan. Lebih jauh, daun mudanya yang masih segar bilamana dikunyah dapat berguna sebagai homeostasi dan anti septik.
2. Ceriops tagal
Kulit kayunya sebagai obat pelangsing dan air rebusannya dapat digunakan untuk pembersih luka.
3. Ceriops decandra
Kulit kayunya merupakan obat pelangsing yang kuat dengan rasa yang sedikit kurang enak. Digunakan secara oral, air ekstraknya bersifat anti mencret, anti muntah, dan anti pengaruh disentri. Cacahan kulit kayu dapat bersifat homeostasi.
4. Avicennia alba dan Avicennia officinalis
Galih kayu terasa sedikit asin dan dapat mempertahankan kebugaran tubuh secara umum. Apabila direbus bersama kulit kayu Cassia, air ekstraknya apabila diminum dapat mempercepat penghentian pendarahan pada menstruasi.
5. Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis
Bijinya dapat digunakan secara oral untuk menyembuhkan diare dan kolera. Air ekstraknya digunakan untuk pembersih luka.
6. Excoecaria agallocha
Asap dari pembakaran kayunya digunakan untuk mengobati penyakit kusta. Galih kayunya mempunyai sifat anti perut kembung dan mengurangi getah bening. Serbuk yang basah bila ditempelkan pada kulit akan bersifat anti pyretic dan anti radang. Daunnya bersifat anti epilepsi bila digunakan secara oral.
7. Clerodendrom inerme
Air ekstrak dari daunnya digunakan untuk pencuci muka luka dan anti parasit pada kulit. Daun kering yang masih segar dapat melindungi luka dari infeksi. Daunnya yang direndam dalam air hangat bilamana digunakan pada kulit yang terluka akan mengurangi peradangan. Air ekstrak dari akar yang dikeringkan rasanya pahit, dapat digunakan untuk menyembuhkan pilek, radang hati, pembengkakan hati (hepatomegaly), pembengkakan limpa (splenomegaly), dan luka trauma.
8. Derris trifoliata
Batang, akar dan daunnya berperan sebagai obat pencuci perut dan dapat mengurangi pengaruh penyakit gizi pada anak-anak.
9. Acanthus ilicifolius dan Acanthus embractheatus
Mandi dari air ekstrak dari rebusan kulit kayu dan akarnya menolong dan mengurangi gejala flu, obat alergi pada kulit dan penyakit lainnya. Jika dimakan akan mengembalikan/menyembuhkan akibat penyakit cacar. Kulit kayu yang segar bila digunakan pada luka yang bernanah atau luka kronis akan mempercepat proses penyembuhannya. Dicampur dengan jahe, campuran segarnya dapat digunakan untuk infeksi pada mata atau menyembuhkan penyalit malaria apabila dimakan. Bila kulit kayu yang segar dicampur dengan kunyit dan gula tebu, maka memiliki pengaruh anti radang. Secara lokal, dapat digunakan untuk pengobatan haemorchoids. Campuran segar tersebut bila dicampur dengan asam jawa dan madu dan diberikan secara oral dapat menormalkan kembali kondisi bibir.
10. Thespesia populnea
Kudis dapat diobati dengan menggunakan campuran buah dan daun segar yang dioleskan pada kulit yang terinfeksi. Air ekstrak dari kulit kayu digunakan untuk membersihkan luka kronis. Akar yang muda digunakan sebagai tonik.
Demikian berbagai khasiat obat dari tanaman mangrove yang biasa hidup di tepi pantai yang harus kita lindungi keberadaannya.