Mungkin tanaman Alfalfa masih begitu terdengar asing bagi kita karena memang tanaman ini yang memang asli dari luar negri ini baru-baru saja masuk ke Indonesia. Sebenarnya di tempat asalnya, alfala sudah lama digunakan sebagai tanaman obat, dan kaya dengan nutrisi terutama unsur mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizi alfalfa merupakan
yang terlengkap di antara hampir semua tumbuhan. Mineral unggulan
berupa kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di
dalam Alfala. Vitaminnya, mulai dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K,
hingga asam folat juga ada. Makanya Alfala dikenal sebagai Induk dari segala tanaman. Tak hanya itu saja, Alfalfa juga mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Alfalfa punya nama ilmiah Medicago sative, adalah tanaman kacang-kacangan yang dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim, dengan kemampuan adaptasi cukup baik, sehingga tersebar di berbagai belahan dunia. Amerika Serikat merupakan produsen alfalfa terbesar hingga saat ini. Alfala juga dibudidayakan di Eropa, Australia, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Cina, dan Timur Tengah. Di Indonesia, tanaman ini mulai dibudidayakan meski belum begitu populer.
Alfalfa sangat mudah ditanam dan termasuk tanaman menahun berumur hingga 4-8 tahun tetapi dapat hidup lebih dari dua puluh tahun, tergantung pada varietas dan iklim. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian satu meter dan memiliki sistem perakaran yang dalam, kadang-kadang menghujam sampai lebih dari 15 meter. Hal ini membuatnya sangat tangguh, terutama terhadap kekeringan.
Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Alfalfa punya nama ilmiah Medicago sative, adalah tanaman kacang-kacangan yang dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim, dengan kemampuan adaptasi cukup baik, sehingga tersebar di berbagai belahan dunia. Amerika Serikat merupakan produsen alfalfa terbesar hingga saat ini. Alfala juga dibudidayakan di Eropa, Australia, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Cina, dan Timur Tengah. Di Indonesia, tanaman ini mulai dibudidayakan meski belum begitu populer.
Alfalfa sangat mudah ditanam dan termasuk tanaman menahun berumur hingga 4-8 tahun tetapi dapat hidup lebih dari dua puluh tahun, tergantung pada varietas dan iklim. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian satu meter dan memiliki sistem perakaran yang dalam, kadang-kadang menghujam sampai lebih dari 15 meter. Hal ini membuatnya sangat tangguh, terutama terhadap kekeringan.
Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
- Daun alfalfa memiliki spektrum nutrisi yang luas, termasuk sejumlah besar trace mineral, protein, vitamin, serat, dan klorofil, yang berfungsi sebagai antioksidan dalam aliran darah.
- Bahan kimia dalam alfalfa yang disebut saponin dapat menurunkan kolesterol darah, dengan sifat unik yang mencegah pengumpulan kolesterol di dalam dan sekitar dinding arteri. Hal ini secara tidak langsung berperan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
- Dari zaman dahulu, tanaman alfalfa telah digunakan untuk memberikan bantuan kepada penderita asma dan penyakit pernapasan lain.
- Alfalfa bila diminum dengan teh mint sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan dan efektif untuk menghilangkan masalah pencernaan yang meliputi mual, sakit maag, gastritis dan gangguan pencernaan. Selain itu, alfalfa juga dapat membantu meningkatkan selera makan.
- Alfalfa dikenal memiliki sifat detoksifikan. Dengan mengonsumsi secara teratur tumbuhan ini, Anda akan dapat membersihkan tubuh dari racun-racun berbahaya.
- Alfalfa dapat membantu dalam pencegahan kanker. Hal ini sebagian besar karena kandungan asam amino yang disebut canavanine dan kemampuannya untuk mengikat karsinogen dalam usus besar.
- Daun alfalfa mengandung fitoestrogen yang dapat bermanfaat dalam menopause dan menyusui. Alfalfa diketahui membantu menetralkan tanda-tanda dan gejala menopause. Banyak keluhan kehamilan yang dapat diatasi dengan penggunaan tablet alfalfa seperti morning sickness, mulas, sembelit dan anemia (dengan berbagai komplikasinya). Alfalfa menyediakan sumber vitamin K bagi ibu hamil, sehingga mengurangi perdarahan postpartum dan mengurangi risiko gangguan perdarahan pada bayi. Alfalfa juga mendukung keberhasilan dalam menyusui karena meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Hal ini juga berlaku pada hewan ternak. Pemberian Alfalfa kering pada kambing meningkatkan produksi susu mereka sebesar 50%.
- Alfalfa dapat digunakan secara eksternal sebagai obat gigitan serangga untuk mengurangi inflamasi dan infeksi.