Sabtu, 13 November 2010

Berhenti Merokok Dengan Makan Pisang

kebiasaan merokok sangat sulit dihentikan, penyebabnya adalah karena kecanduan akan nikotin. Untuk mengatasinya, cobalah mengkonsumsi pisang. Kandungan B6 dan B12 di dalam pisang membantu untuk menetralisir pengaruh nikotin.
Selain manfaat itu, masih banyak manfaat pisang untuk kesehatan.
Mengatasi anemia
Pisang mengandung cukup banyak zat besi, sehingga efektif untuk mengatasi anemia. Makanlah dua buah pisang setiap hari.
Antidepresan
Kandungan asam triptopthan dalam pisang yang diubah menjadi serotonin (zat yang dapat mengubah suasana hati) dapat mengatasi depresi dan stres. Selain itu, kandungan vitamin B6 di dalamnya dapat mengatur kadar glukosa dalam darah yang dapat mengubah mood.
sumber tenaga
Pisang dapat dicerna dengan mudah, gula yang terdapat dalam buah tersebut diubah menjadi sumber tenaga yang bagus dengan cepat.

Menetralkan asam lambung
Punya masalah dengan lambung? Cobalah mengkonsumsi pisang yang dicampur susu cair. Ramuan ini mampu menetralkan keasaman lambung.
Makanan alternatif untuk penderita diabetes
Bukan sembarang pisang, tetapi pisang Goroho yang akrab bagi masyarakat Gorontalo, Sulawesi Utara. Pisang Goroho yang belum matang dikukus, kemudian dicampur kelapa parut muda, menjadi santapan lezat yang aman bagi para penderita diabetes.
Untuk mendapatkan semua manfaat itu, Anda tak perlu repot mengolah pisang atau mencampurkannya dengan bahan yang lain. Satu buah pisang mengandung rata-rata kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Pilihlah pisang yang sudang matang, kulitnya hijau kekuning-kuningan dengan bercak coklat atau kuning. Pisang matang lebih mudah dicerna, dan gula buah diubah menjadi glukosa alami secara cepat diserap ke dalam peredaran darah.

sumber http://sehat.suaramerdeka.com

Minggu, 17 Oktober 2010

Herbal Untuk Asma Bronchial

Atsma Bronchial

Gejala:
Stadium I
Batuk secara berkala dan kering disebabkan iritasi riak (mukus) yang kental.
Stadium II
B atuk dengan riak jernih dan berbusa. Mulai sesak nafas dan berbunyi saat menghembuskan nafas. Sela-sela iga tertarik kedalam, pucat,gelisah, warna kulit sekitar mulut membiru.
Stadium III
Suara nafas hampir tidak terdengar karena aliran udara sedikit, tidak ada batuk, pernafasan dangkal dan tidak berirama, irama nafas tinggi karena sasfikia, terdapat kesan seolah kondisi sudah membaik.
Cara pengobatan:
1. Daun Randu (Ceiba pentandra); dosis: 6 lembar daun (6 gr); cara : daun direbus dengan air dan diminum air rebusannya.
2. Daun atau Bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L); dosis : 3 kuntum bunga atau 3 lembar daun; cara: daun atau bunga direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum.

Jumat, 15 Oktober 2010

Atasi Bau Badan Tak sedap Dengan Ramuan Herbal

Masalah Bau Badan alias "BB" bisa mengakibatkan kita menjadi rendah diri dalam pergaulan. Meskipun saat ini banyak tersedia kosmetika modern untuk mengatasi bau badan, namun tidak ada ada salahnya bila dipadukan dengan resep dari nenk moyang kita untuk mengatasi bau badan ini.
Disamping bau badan ada lagi yang menghambat pergaulan kita yaitu bau mulut,dan nafas juga bau. Untuk mengobati masalah bau bauan yang tak sedap ini, bisa menggunakan berbagai jenis tanaman yang ada disekitar kita.

Untuk menghilangkan bau badan bisa mencoba dengan :

Temulawak
5 iris temulawak dicuci lalu direbus dengan setengah gelas air selama seperempat jam.
Kemudian airnya diminum sekaligus 1 kali sehari.

Bunga Melati
30 kuntum bunga melati dicuci. Masukkan kedalam gelas berisi air matang,lalu tutup dengan plastik yang dilubangi kecil-kecil.
Embunkan selama satu malam.
Pemakaiannya, minum setiap pagi selama lima hari berturut-turut.

Daun Jeruk Nipis
Beberapa helai daun muda jeruk nipis ditumbuk sampai halus, di cuci dan lumatkan. Pulung kecil-kecil menjadi seperti pil.
Makan tiga kali sehari sesudah makan 1 atau 3 butir.

Beluntas
Beberapa helai daun beluntas muda di kukus lalu di makan sebagai lalapan.
Lakukan setiap hari.

Bau Mulut
Untuk meghilangkan aroma tak sedap dari mulut, gunakan resep sebagai berikut :
Daun Sirih
5 helai daun sirih dicuci,direbus dengan 3 gelas air. Setelah dingin dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan sehari tiga kali.

Pegagan
1 cangkir daun pegagan dan 8 buah kapulaga dicuci,lalu diseduh dengan setengah gelas air matang, tutupi. Setelah dingin disaring dan diminum pagi-pagi di saat perut masih kosong.

Bunga Cengkeh
5 kuntum bunga cengkih di cuci, di seduh dengan setengah gelas air.
Biarkan sampai dingin. Gunakan airnya untuk berkumur.

Untuk menghilangkan bau mulut karena habis makan pete atau jengkol, makanlah kopi bubuk secukupnya dan kemudian minumlah air dingin yang sudah masak.

Sedangkan untuk mengobati nafas yang bau,bahan-bahannya adalah :

30 gram daun beluntas,
5 gram buah pinang muda,
5 gram garam dapur.

Semua bahan direbus dengan air secukupnya. Lalu di minum tiga kali sehari. Lakukan selama beberapa hari selayaknya kita minum teh.

Rabu, 13 Oktober 2010

Atasi Encok/Asam Urat Dengan Daun Encok

Daun encok ( Plumbago zeylanica ) karena daunnya biasa digunakan orang untuk mengobati encok maka orang menyebutnya dengan nama daun encok. Di beberapa daerah disebut juga dengan nama ki encok atau poskor (Jawa), mareka (Madura), bama (Bali), dan oporio (Timor).
Encok, sebuah istilah umum orang awam yang lazim terdengar manakala salah satu anggota bagian tubuh terasa linu dan nyeri. Menurut Kamus Istilah Kedokteran, encok (atritis) terjadi karena adanya radang sendi terutama pada penderita rematik atau reumatik – sebuah lagi istilah umum untuk rasa pegal, linu, dan nyeri pada otot dan persendian.

Jika anda pernah berjalan di semak-semak biasanya buah dun encok ini banyak melekat di celana panjang anda, kerena buahnya yang berbentuk lonjong dan ada semacam gerigi pengait memiliki pelekat untuk keperluan penyebaran bijinya.  Bunganya berbentuk seperti tabung atau corong berwarna putih dan ungu. Buahnya yang kecil-kecil berwarna hijau saat muda, dan berubah menjadi hitam setelah tua. Di kulit buahnya ada semacam rambut yang pendek dan kaku. Di ujung setiap rambut mengandung getah yang lengket. Di dalam buah terdapat biji mungil berwarna hitam.  Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun.

CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 10 – 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam.
Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik
a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur.  Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit.  Lakukan 2 kali sehari.
b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit.

2. Sakit kepala
a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30 menit supaya tidak terjadi lepuh.
b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan. Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di belakang telinga.

3. Kencing kurang lancar
Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.

4. Kanker darah
Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma bian        cao), masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya. Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2 jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3
kali, masing-masing 1/3 bagian.

5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit
Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus.
Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai
menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.

CATATAN PENTING :
- Perempuan hamil dilarang menggunakan.
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid).
- Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga
dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh
seperti luka bakar.

Kamis, 19 Agustus 2010

OBAT KANKER HERBAL DENGAN MAHKOTA DEWA

Tanaman Mahkota Dewa atau nama ilmiahnya Phaleria macrocarpa merupakan tanaman asli Indonesia yang punya segudang manfaat.  Banyak penyakit seperti gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi buah mahkota Dewa ini.
Banyak masyarakat di Indonesia yang menanamnya dirumah atau malahan telah menggunakannya sebagai ramuan obat herbal. Mehkota Dewa punya khasiat luar biasa.
Tanaman Mahkota Dewa diketahui bermanfaat untuk menyembuhkan kanker.  Karena Kanker ini termasuk penyakit berat perlu waktu sampai bulanan, namun mahkota dewa sanggup melawan kanker sampai tuntas tas.... Hal Tersebut berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.

Untuk mengolah mahkota dewa jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.
Tanaman yang berasal dari daratan Papua ini di Jawa disebut makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

Obat  alergi hingga kanker
Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah. Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya. Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi. Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.
Sekarang, tanaman ini seakan turun dari langit sebagai dewa penyelamat orang sakit. Berbagai kesaksian dikemukakan mereka yang telah merasakan khasiatnya. Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.
Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.
Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.
Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini. Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.
Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.
Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.
Penelitian lain masih kita tunggu untuk membuktikan khasiat luar biasa seperti yang dirasakan beberapa orang di atas. Namun, cerita dari mulut ke mulut rupanya sudah membuat orang, terutama yang sakit berat dan umumnya hampir putus harapan, percaya. Maka, orang pun mulai beramai-ramai mencari bagian berkhasiat mahkota dewa. Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang melihat wabah ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.
Dijadikan teh
Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 – 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 – 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.
Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.
Khasiat buah muda dan tua sama saja, jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.
Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.
Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payo dara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.
Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa, tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.
Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.
Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah sawat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.
Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek baik-nya.
Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit, tulis Ning.
Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya, tutur Ning, yang mengaku sering melayani resep yang ditulis beberapa dokter.
Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.
Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.
Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita.

Source: Majalah intisari

Sabtu, 14 Agustus 2010

Keracunan makanan atasi dengan Air Kelapa Hijau

Keracunan Makanan

Gejala:
- Perut terasa mulas
- Lemah dan lesu
- Mual,muntah, atau diare.
- Kepala pusing
- Demam
- Kejang perut yang datang dan pergi
- Dehidrasi
Cara pengobatan :
1. Umbi Bidara Upas (Merremia marmosa); Dosis: 10-100 gram; Cara : Umbi segar diparut atau diparut dan diminum airnya.
2. Air Kelapa Hijau (Cocos nucifera); Dosis: secukupnya; Cara : Air kelapa diminum.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes